Pages

Minggu, 03 November 2013

Kesulitan belajar kognitif


Kesulitan belajar kognitif
Kesulitan  belajar kongnitif adalah salah satu bentuk kesulitan belajar yang bersifat perkembaga(developmental learning)atau kesulitan belajar praakademik,kesulitan belajar jenis ini perlu mendapat perhatian karena sebagian besar dari belajar akademik terkait dengan ranah kongnitif. Jika kesulitan belajar kongnitif tidak segera diatasi akan menggangu dalam berbagai bidang akademik.Agar dapat memecahkan masalah kesulitan belajar kognitif maka guru perlu memahami hakikat kongsi.Keterkaitan antara kesuitan belajar kongnitif dengan gaya kongnitif,dan berbagai strategi untuk menaggulagi kesuitan belajar kongnitif.

Tujuan
   Sesuai dengan latar belakang pembahasan bab ini maka ada 3 tujuan utama yang ingin dicapai,yaitu agar anda dapat memahami :
1)      Hakikat kongsi
2)      Kaitan antara kesulitan belajar kongnitif dengan gaya kongnitif
3)      Berbagistrtegi penaggulagan kesulitan belajar kongnitif.

Hakikat kongsi
Pengertian kongsi mencakup aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu(Singgih D.Gunarsa,1981:234). Dengan demikian,kongsi adalah fungsi mental yang meliputi persepsi,pikiran,simbol,penalaran,dan pemecahan maalah.Perwujudan fungsi kngniti dapat dari kemampuan anak dalam menggunakan bahasa dan matematika(Wienman,1981:142)
   Piaget sebagai tokoh penelitian perkembagan kognitif sesungguhnya tidak mengemukakan pertahapan perkembagan kognitif berdasarkan atas umur.Pentahapan perkembagan kongnitif yang didasarkan atas umur dilakukan olh Ginsbourg dan Opper(Singgih D,Gunapan-arsa,1981:123). Adapun tahapan-tahapan perkembagan tersebut adalah
1)      Tahapan sensori-motor pada umur 0 sampai 2 tahun
2)      Tahapan praoprasional pada umur 2 sampai 7  tahun
3)      Tahapan konkrit-oprasional  pada umur 7 sampai 11 tahun
4)      Tahapan Forl-oprasional umur 11 tahun ke atas
Pada masa sesori-motor(0-2 tahun)perilaku anak masih praverbal dan belum dapat meggunakan tanda atau simbol. Sedangkan pada masa praoprasional,berdasarkan pendapat Piage seperti dikutip oleh joyce dan weil(1980:108)terbagi dalam dua submasa berpikir intuitif(4-7 tahun). Pada submasa berpikir prakonseptual anak telah menggunakan tanda dan simbol. Pada masa ini anak megembagkan yang dinamakan oleh piaget sebagai fungsi simbolik.
Pada submasa berpikir intuitif(4-7 tahun),anak sudah dapat mengelompokan benda-benda atas dasar sifat kusus mereka,tetapi masih terbatas pada satu dimensi saja.Pada masa ini anak belum dapat memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara bersama
Pada masa konkrit-operasional(7-11 tahun)anak tela dapat melakukan tugas-tugas konservasi karena telah mengembagkan tiga proses,yaitu negasi,resiprokasi dan identitas(Singgih D.Gunarsa 1981:155)Jika pada masa praoprasional anak hanya memperhatikan keadaan awal dan keadaan akir dari dua deretan bena yang sama banyak tetapi panjang deretanya.
Pada masa konkrit-oprasional yang dapat dipikirkan oleh anak masih terbatas pada benda-benda konkrit yang dapat dilihat atau diraba.Benda-benda yang tidak tampak dalam kenyataan,masih sulit ipikirkan yang dikutipkan oleh Singgih D.Gunarsa(1981,164)
Pada Masa Formal-oprasional anak telah mampuberpikir abstrak.
Pada masa ini anak telah mampu mengemukakan penjelasan hipotesis dan evalusi terhadap fakta-fakta yang akan menunjang atau menyanggah anak dapat bergerak secara leluasa melampaui batas pengalaman mereka.

Sumber:Gunarsa,Singgih D,1981,Dasar dan Teori Perkembagan Anak Jakarta:BPK GUNUNG MULIA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman