Kesulitan
belajar kognitif
Kesulitan belajar kongnitif adalah salah satu bentuk
kesulitan belajar yang bersifat perkembaga(developmental learning)atau
kesulitan belajar praakademik,kesulitan belajar jenis ini perlu mendapat
perhatian karena sebagian besar dari belajar akademik terkait dengan ranah
kongnitif. Jika kesulitan belajar kongnitif tidak segera diatasi akan menggangu
dalam berbagai bidang akademik.Agar dapat memecahkan masalah kesulitan belajar kognitif
maka guru perlu memahami hakikat kongsi.Keterkaitan antara kesuitan belajar
kongnitif dengan gaya kongnitif,dan berbagai strategi untuk menaggulagi
kesuitan belajar kongnitif.
Tujuan
Sesuai dengan latar belakang pembahasan bab
ini maka ada 3 tujuan utama yang ingin dicapai,yaitu agar anda dapat memahami :
1) Hakikat
kongsi
2) Kaitan
antara kesulitan belajar kongnitif dengan gaya kongnitif
3) Berbagistrtegi
penaggulagan kesulitan belajar kongnitif.
Hakikat kongsi
Pengertian
kongsi mencakup aspek-aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui
sesuatu(Singgih D.Gunarsa,1981:234). Dengan demikian,kongsi adalah fungsi
mental yang meliputi persepsi,pikiran,simbol,penalaran,dan pemecahan
maalah.Perwujudan fungsi kngniti dapat dari kemampuan anak dalam menggunakan
bahasa dan matematika(Wienman,1981:142)
Piaget sebagai tokoh penelitian perkembagan
kognitif sesungguhnya tidak mengemukakan pertahapan perkembagan kognitif
berdasarkan atas umur.Pentahapan perkembagan kongnitif yang didasarkan atas
umur dilakukan olh Ginsbourg dan Opper(Singgih D,Gunapan-arsa,1981:123). Adapun
tahapan-tahapan perkembagan tersebut adalah
1) Tahapan
sensori-motor pada umur 0 sampai 2 tahun
2) Tahapan
praoprasional pada umur 2 sampai 7 tahun
3) Tahapan
konkrit-oprasional pada umur 7 sampai 11
tahun
4) Tahapan
Forl-oprasional umur 11 tahun ke atas
Pada masa sesori-motor(0-2
tahun)perilaku anak masih praverbal dan belum dapat meggunakan tanda atau
simbol. Sedangkan pada masa praoprasional,berdasarkan pendapat Piage seperti
dikutip oleh joyce dan weil(1980:108)terbagi dalam dua submasa berpikir
intuitif(4-7 tahun). Pada submasa berpikir prakonseptual anak telah menggunakan
tanda dan simbol. Pada masa ini anak megembagkan yang dinamakan oleh piaget
sebagai fungsi simbolik.
Pada submasa
berpikir intuitif(4-7 tahun),anak sudah dapat mengelompokan benda-benda atas dasar
sifat kusus mereka,tetapi masih terbatas pada satu dimensi saja.Pada masa ini
anak belum dapat memusatkan perhatian pada dua dimensi yang berbeda secara
bersama
Pada masa konkrit-operasional(7-11
tahun)anak tela dapat melakukan tugas-tugas konservasi karena telah
mengembagkan tiga proses,yaitu negasi,resiprokasi dan identitas(Singgih
D.Gunarsa 1981:155)Jika pada masa praoprasional anak hanya memperhatikan
keadaan awal dan keadaan akir dari dua deretan bena yang sama banyak tetapi
panjang deretanya.
Pada masa konkrit-oprasional yang
dapat dipikirkan oleh anak masih terbatas pada benda-benda konkrit yang dapat
dilihat atau diraba.Benda-benda yang tidak tampak dalam kenyataan,masih sulit
ipikirkan yang dikutipkan oleh Singgih D.Gunarsa(1981,164)
Pada Masa
Formal-oprasional anak telah mampuberpikir abstrak.
Pada masa ini anak telah mampu
mengemukakan penjelasan hipotesis dan evalusi terhadap fakta-fakta yang akan
menunjang atau menyanggah anak dapat bergerak secara leluasa melampaui batas
pengalaman mereka.
Sumber:Gunarsa,Singgih D,1981,Dasar dan Teori
Perkembagan Anak Jakarta:BPK GUNUNG MULIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar